KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb
Syukur
alhamdulillah ke Hadirat Allah SWT. Karena atas rahmad, hidayah dan ridho-Nya,
setelah melalui berbagai kesulitan akhirnya saya dapat menyelesaikan makalah
yang sederhana ini. Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
belum sempurna, yang dikarenakan adanya keterbatasan waktu yang diberikan.
Tetapi berkat bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak maka saya dapat
menyusun makalah ini dengan lancar dan semoga dapat bermanfaat bagi semua
pihak. Saya sangat mengharapkan saran, pendapat, maupun kritik yang bersifat
konstruktif. Semoga makalah yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak. Sebagai manusia biasa saya tidak luput dari kekurangan dan kesalahan.
Bila ada kesalahan itu datangnya dari saya pribadi dan bila ada kebenaran dan
kabaikan itu dari Allah SWT. Semata. Untuk itu bila ada kesalahan, saya mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
DAFTAR ISI
Judul
.................................................................................................................... i
Kata
Pengantar.....................................................................................................
ii
Daftar
isi...............................................................................................................
iii
BAB
I PENDAHULUAN....................................................................................
1
A. Latar
Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah..................................................................................... 1
C. Tujuan
Penulisan....................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAAN................................................................................... 2
A. Pengertian
Refrigerant............................................................................. 2
B. Pengelompokan
Refrigerant..................................................................... 2
C. Persyaratan
refrigerant (zat pendingin) untuk sistem AC............................. 2
BAB
III PENUTUP............................................................................................. 5
A. KESIMPULAN....................................................................................... 5
B. SARAN................................................................................................... 5
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................... 7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang
Pada
era modern saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat,
tidak hanya terpusat pada satu bidang saja melainkan hampir semua bidang
mengalami perkembangan yang cukup pesat. Salah satunya adalah semakin
berkembangnya sistem pendingin, penerapan dari sistem pendingin sendiri dapat
kita lihat pada perumahan, perkantoran maupun pada kendaraan bermotor bahkan
pada instansi pendidikan pun banyak yang telah menggunakan sistem pendingin,
secara umum penggunaan mesin pendingin bertujuan untuk mengondisikan dan
menyegarkan udara ruangan.
1.2.
Rumusan masalah
1. Apa
refrigeran itu?
2. Apa
saja jenis-jenis refrigeran?
3. Apa
syarat refrigeran untuk sistem AC?
4. Bagaimana
cara kerja sistem refrigerasi?
4.
1.3.
Tujuan penulisan
1. Mahasiswa
dapat mengetahui apa itu refrigeran.
2. Mahasiswa
dapat mengetahui jenis-jenis refrigeran.
3. Mahasiswa
dapat mengetahui syarat refrigeran untuk sistem AC.
4. Mahasiswa
dapat mengetahui cara kerja sistem refrigerasi.
BAB II
PEMAHASAN
A. Pengertian Refrigerant
Refrigerant
adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin
pengkondisian udara (AC). Zat ini berfungsi untuk menyerap panas dari benda
atau udara yang didinginkan dan membawanya kemudian membuangnya ke udara
sekeliling di luar benda/ruangan yang didinginkan. Refrigerant
yang pertama kali digunakan (1834) adalah eter oleh Jacob Perkins pada mesin
kompresi uap. Selanjutnya pada tahun 1874 digunakan sulfur dioksida (SO2), dan
pada tahun 1875 mulai digunakan ethyl
chloride (C2H5Cl) dan ammonia. Selanjutnya methyl chloride (CH3Cl) mulai digunakan tahun 1878 dan karbon
dioksida (CO2) tahun 1881. Nitrogen oksida (N2O3) dan hidrokarbon (CH4, C2H6,
C2H4, dan C3H8) banyak digunakan sekitar tahun 1910 sampai 1930. Dichloromethane (CH2Cl), dichloroethylene (C2H2Cl2) dan monobromomethane (CH3Br) juga digunakan
sebagai refrigerant pada mesin
sentrifugal. Pada tahun
1926, Thomas Midgely mengembangkan CFC pertama (Chlorofluorocarbon), R-12. CFC
adalah nonflammable, tidak beracun (bila dibandingkan dengan Sulfur Dioksida)
dan efisien. Produksi komersial dimulai pada 1931 dan dengan cepat dapat di
temui di rumah-rumah berpendingin. Willis Carrier mengembangkan chiller centrifugal pertama untuk
penggunaan komersial dan era refrigerasi dan pengkondisian udara dimulai. Penggunaan
refrigeran-refrigeran yang disebutkan diatas tersingkir setelah ditemukannya
Freon (merek dagang) oleh E.I. du Point de Nemours and Co pada sekitar tahun
1930an, dan menjadi sangat populer sampai dengan tahun 1985. Refrigerant ini disebut sebagai refrigerant halokarbon (halogenated hydrocarbon) karena adanya
unsur-unsur halogen yang digunakan (Cl, Br) atau kadangkala disebut sebagai refrigerant fluorokarbon (fluorinated hydrocarbon) karena danya
unsure fluor (F) dalam senyawanya.
B. Pengelompokan Refrigerant
Berdasarkan
jenis senyawanya, refrigerant dapat
dikelompokan menjadi:
1.
Kelompok Refrigerant Senyawa
Halokarbon
Kelompok
refrigerant senyawa halokarbon
diturunkan dari hidrokarbon (HC) yaitu metana (CH4), etana (C2H6), atau dari
propana (C3H8) dengan mengganti atom-atom hidrogen dengan unsur-unsur halogen
seperti khlor (Cl), fluor (F), atau brom (Br). Jika seluruh atom hidrogen tergantikan
oleh atom Cl dan F maka refrigerant
yang dihasilkan akan terdiri dari atom khlor, fluor dan karbon. Refrigeran ini
disebut refrigeran chlorofluorocarbon (CFC). Jika hanya sebagian saja atom
hidrogen yang digantikan oleh Cl dan atau F maka refrigeran yang terbentuk
disebut hydrochlorofluorocarbon (HCFC). Refrigeran halokarbon yang tidak
mengandung atom khlor disebut hydrofluorocarbon (HFC). CCl3F (trichlorofluoromethane) dituliskan sebagai R-11 atau CFC-11. CCl2F2
(Dichlorodifluoromethane) dituliskan sebagai
R-12 atau CFC-12. CHClF2 (Chlorodifluoromethane)
dituliskan sebagai R-22 atau HCFC-22. C2Cl3F3 dituliskan sebagai R-113 atau
CFC-113. Metana (CH4) dituliskan sebagai R-50, etana (C2H6) adalah R-170, propane (C3H8) R-290 dan seterusnya. Refrigerant yang mempunyai banyak atom Cl cenderung beracun. Atom F
ditambahkan agar senyawa menjadi stabil. Refrigerant
yang mempunyai banyak atom Cl cenderung beracun. Atom F ditambahkan agar
senyawa menjadi stabil.
2
Kelompok Refrigerant Senyawa Organik Cyclic
Kelompok
refrigeran ini diturunkan dari butana. Aturan penulisan nomor refrigerant adalah sama dengan cara
penulisan refrigerant halokarbon
tetapi ditambahkan huruf C sebelum nomor. Contoh dari kelompok refrigeran ini
adalah:
R-C316 C4Cl2F6 1,2-dichlorohexafluorocyclobutane
R-C317 C4ClF7 chloroheptafluorocyclobutane
R-318 C4F8
octafluorocyclobutane
3
Kelompok Refrigerant Campuran
Zeotropik
Kelompok
refrigerant ini merupakan refrigeran
campuran yang bisa terdiri dari campuran refrigerant
CFC, HCFC, HFC, dan HC. Refrigerant
yang terbentuk merupakan campuran tak bereaksi yang masih dapat dipisahkan
dengan cara destilasi. Refrigerant ini diberi nomor dimulai
dengan 4 sedangkan digit selanjutnya dibuat sesuai perjanjian. Yang termasuk
refrigeran ini adalah
•R-401A campuran R-22(53%) + R-152a(13%) +
R-124(34%)
•R-402B campuran R-125(38%) + R-290(2%) +
R-22(60%)
•R-403B campuran R-22(56%) + R-218(39%) +
R-290(5%)
Refrigerant
campuran zeotropik akan menguap dan mengembun pada temperatur yang berbeda hal
ini akan menyebabkan terjadinya temperature
glide baik di evaporator maupun di kondensor, yaitu refrigerant mengalami perubahan fasa pada tekanan konstan tetapi
temperaturnya terus berubah.
4
Kelompok Refrigerant Campuran
Azeotropik
Kelompok
refrigerant Azeotropik adalah refrigerant campuran tak bereaksi yang
tidak dapat dipisahkan dengan cara destilasi. Refrigerant ini pada konsentrasi, tekanan dan temperatur tertentu
bersifat azeotropik, yaitu mengembun dan menguap pada temperatur yang sama,
sehingga mirip dengan refrigerant
tunggal. Namun demikian pada kondisi (konsentrasi, temperatur atau tekanan)
yang lain refrigeran ini bisa saja menjadi bersifat zeotropik. Kelompok
refrigerant ini diberi nomor dimulai
dengan angka lima, sedangkan digit berikutnya dibuat sesuai perjanjian, sebagai
contoh:
•R-500:
R-12 (73.8%) + R-152a (26.2%), Temperatur azeotropik: 0oC
•R-502:
R-22 (48.8%) + R-115 (51.2%), Temperatur azeotropik: 19oC
5
Kelompok refrigerant organik lainnya
Kelompok
refrigerant ini sebenarnya terdiri
dari unsur C, H dan lainnya. Namun demikian cara penulisan nomornya tidak dapat
mengikuti cara penomoran refrigerant
halokarbon karena jumlah atom H nya jika ditambah dengan 1 lebih dari 10
sehingga angka kedua pada nomor refrigerant
menjadi dua digit. Sebagai contoh butana (C4H10), jika dipaksakan dituliskan
sesuai dengan cara penomoran refrigerant
halokarbon, maka refrigeran ini akan bernomor R-3110, sehingga akan menimbulkan
kerancuan. Nomor kelompok refrigerant ini dimulai dengan angka 6 dan digit lainnya dipilih
sebarang berdasarkan kesepakatan. Contoh refrigerant
dari kelompok ini adalah:
•R-600 :
Butana, CH3CH2CH2CH3
•R-600a : Isobutana, CH(CH3)3
•R-610 :
ethyl ether, C2H5OC2H5
•R-611 :
methyl format, HCOOCH3
•R-630 :
methyl amine, CH3NH2
•R-631 :
ethyl amine, C2H5NH2
6
Kelompok refrigerant senyawa
unorganik
Kelompok
refrigerant ini diberi nomor yang
dimulai dengan angka 7 dan digit selanjutnya menyatakan berat molekul dari
senyawanya. Contoh dari refrigerant
ini adalah:
•R-702 : hidrogen
•R-704 : helium
•R-717 : amonia
•R-718 : air
.
R-720 : Neon (Ne)
.
R-729 : Udara
.
R-732 : O2
.
R-740 : Argon
•R-744 : CO2
.R-744A
: N20
•R-764 : SO2
7
Kelompok refrigeran senyawa organik tak jenuh
Kelompok
refrigeran ini mempunyai nomor empat digit, dengan menambahkan angka kempat
yang menunjukkan jumlah ikatan rangkap didepan ketiga angka yang sudah dibahas
dalam sistem penomoran refrigeran halokarbon.
Contoh
dari jenis refrigeran ini adalah:
R-1130 1,2-dichloroethylene CHCl=CHCl
R-1150 Ethylene CH2=CH2
R-1270 Propylene C3H6
Refrigerant
Hydrocarbon :
R-
50................Metane .......CH4
R-170...............Ethane ....... CH3CH3
R-290...............Propane ......CH3CH2CH3
R-600................Butane ........CH3CH2CH2CH3
R-600a..............Isobutane.....CH(CH3)3
R-1150b.............Ethylene.......CH2=CH2
R-1270b..............Prpyle..........CH3CH=CH2
C.
Persyaratan refrigerant (zat pendingin)
untuk sistem AC
Persyaratan
refrigerant (zat pendingin) untuk sistem AC adalah sebagai
berikut:
1. Tekanan
penguapan harus cukup tinggi. Sebaiknya refrigerant
memiliki temperatur pada tekanan yang lebih tinggi, sehingga dapat dihindari
kemungkinan terjadinya vakum pada evaporator dan turunnya efisiensi volumetrik
karena naiknya perbandingan kompresi.
2. Tekanan
pengembunan yang tidak terlampau tinggi. Apabila tekanan pengembunannya terlalu
rendah, maka perbandingan kompresinya menjadi lebih rendah, sehingga penurunan
prestasi kondensor dapat dihindarkan, selain itu dengan tekanan kerja yang
lebih rendah, mesin dapat bekerja lebih aman karena kemungkinan terjadinya
kebocoran, kerusakan, ledakan dan sebagainya menjadi lebih kecil.
3. Kalor
laten penguapan harus tinggi. Refrigerant
yang mempunyai kalor laten penguapan yang tinggi lebih menguntungkan karena
untuk kapasitas refrigerasi yang sama, jumlah refrigeran yang bersirkulasi
menjadi lebih kecil.
4. Volume
spesifik ( terutama dalam fasa gas ) yang cukup kecil. Refrigerant dengan kalor laten penguapan yang besar dan volume
spesifik gas yang kecil ( berat jenis yang besar ) akan memungkinkan penggunaan
kompresor dengan volume langkah torak yang lebih kecil. Dengan demikian untuk
kapasitas refrigerasi yang sama ukuran unit refrigerasi yang bersangkutan
menjadi lebih kecil. Namun, untuk unit pendingin air sentrifugal yang kecil
lebih dikehendaki refrigeran dengan volume spesifik yang agak besar. Hal
tersebut diperlukan untuk menaikkan jumlah gas yang bersirkulasi, sehingga
dapat mencegah menurunnya efisiensi kompresor sentrifugal.
5. Koefisien
prestasi harus tinggi. Dari segi karakteristik thermodinamika dari refrigeran,
koefisien prestasi merupakan parameter yang terpenting untuk menentukan biaya
operasi.
6. Konduktivitas
termal yang tinggi. Konduktivitas termal sangat penting untuk menentukan
karakteristik perpindahan kalor.
7. Viskositas
yang rendah dalam fasa cair maupun fasa gas. Dengan turunnya tahanan aliran
refrigeran dalam pipa, kerugian tekanannya akan berkurang.
8. Konstanta
dielektrika dari refrigeran yang kecil, tahanan listrik yang besar, serta tidak
menyebabkan korosi pada material isolator listrik. Sifat-sifat tersebut dibawah
ini sangat penting, terutama untuk refrigeran yang akan dipergunakan pada
kompresor hermetik.
9. Refrigerant
hendaknya stabil dan tidak bereaksi dengan material yang dipakai, jadi juga
tidak menyebabkan korosi.
10. Refrigerant
tidak boleh beracun dan berbau merangsang.
11. Refrigerant
tidak boleh mudah terbakar dan mudah meledak
12. Refrigerant
harus mudah dideteksi, jika terjadi kebocoran.
13. Harganya
tidak mahal dan mudah diperoleh.
14. Ramah
lingkungan.
14.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Refrigerant
adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin
pengkondisian udara (AC). Fungsi refrigerant pada sistem AC adalah untuk
menyerap panas dari ruangan sehingga udara yang berada pada ruangan tersebut
menjadi dingin. Proses pendinginannya yaitu : Zat pendingin (refrigerant) diubah bentuknya dari
bentuk cair menjadi uap dengan cara dialirkan dari peralatan penerima/penampung
(receiver/reservoir) melalui katup
penyebar (expansion valve) ke
peralatan “evaporator coil”, uap zat
pendingin inilah yang kemudian menyerap panas lingkungan di sekelilingnya,
dalam hal ini udara dalam ruang pendingin (refrigerator room). Dari berbagai uraian
diatas merupakan dasar – dasar tentang refrigerant.
Mulai dari bagian – bagiannya dan sirkulasinya. Demikian makalah yang kami
buat, semoga bermanfaat bagi kita semua, kami selaku penyusun mohon maaf
apabila dalam penyusunan makalah ini ada kata – kata yang kurang berkenan atau
kurang pas.
Persyaratan
refrigerant (zat pendingin) untuk sistem AC :
1. Tekanan
penguapan harus cukup tinggi
2. Tekanan
pengembunan yang tidak terlampau tinggi
3. Kalor
laten penguapan harus tinggi
4. Dll
4.
B. SARAN
Sebaiknya
untuk sistem pendingin (AC) menggunakan zat pendingin/freon yang aman untuk pengendara
dan lingkungan. Kurangi penggunaan AC karena freon dapat merusakn lapisan ozon.
Gunakanlah AC hanya jika diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
http://klinikac.com/index.php/tips/93-refrigerant
(diakses pada tanggal 1 Nopember 2015)
http://rahmadnurrizky.blogspot.co.id/2014/04/memahami-karakteristik-memilih.html (diakses pada tanggal 1 Nopember 2015)
Terima Kasih gan atas informasi freon ac / regrigerant, saya suka sekali karena artikel ini sangat jelas dan bermanfaat sekali.
BalasHapuslumayan nih buat referensi saya bikin artikel mengenai air conditioner atau ac. karena ac sekarang ada ilmunya tersendiri.
BalasHapusMohon izin untuk referensi penambahan artikel saya tentang mesin pendingin cold storage ya mas ?
BalasHapus